Advertisement

Responsive Advertisement

LARANGAN MENGHARAP KEMATIAN (BUNUH DIRI)

Jika pepatah mengatakan "segala yang hidup akan mengalami kematian", maka hal tersebut benar adnya.
Demikianlah yang dikabarkan Al-Qur'an kepada seluruh umat terutama orang muslim. dikatakan dalam Al-Qur'an:"kullu nafsin dzaiqotul maut" (setiap jiwa yang hidup pasti akan mengalami kematian).
Hadirnya kabar Al-Qur'an tentang kematian ialah tanpa terkecuali. baik itu manusia, jin, hewan, tumbuhan,bahkan sekelas malaikat izrail sang pencabut nyawapun kelak akan mengalami proses kematian, yaitu dengan mencabut nyawa sendiri atas perintah dari Allah swt.

Dalam fenomena yang kita lihat dan kita ketahui di kehidupan nyata ini, masih banyak terdapat orang-orang yang mengakhiri kehidupannya dengan cara laknat (baca:bunuh diri). perbuatan bunuh diri inipun muncul dalam hasrat diri seseorang. masuk menyelinap melalui jalur keinginan yang dikontrol oleh otak dan mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri. perbuatan mengakhiri kehidupan dengan cara bunuh diri inipun muncul ketika seseorang menghadapi sebuah masalah yang amat dahsyat peliknya disertai dengan tidak kuatnya keimanan. sehingga ketika seseorang belum menemukan jalan keluar dari masalah tersebut, mereka akan menempuh jalan bunuh diri. tentu yang terdapat dalam benaknya adalah dengan bunuh diri semua masalah akan selesai. 

pemahaman bunuh diri bagi pelaku tidak lain adalah sebuah pemahaman dangkal akan cara menyelesaikan masalah.

sebab, jauh 1400 tahun yang lalu rosulullah melarang umat manusia untuk melakukan bunuh diri alias mengharap kematian karenasuatu masalah.

disebutkan dalam hadits dari sayyidina Anas:

و عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: لايتمنين أحدكم الموت لضر ينزل به، فإن كان لا بد متمنيا فليقل: اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرا لي، و توفني إذا كانت الوفاة خيرا لي. متفق عليه

Dari Anas ra, bahwa nabi bersabda: janganlah sekali-kali kalian mengharapkan kematian karena sebab masalah yang menimpa. namun jika berharap kematian/kehidupan, hendaknya berkata: Ya Allah, hidupkanlah aku jika hidup adalah lebih baik untukku. dan wafatkanlah aku jika kematian adalah lebih baik untukku. (muttafaqun alaih).

hadits tersebut mengisyaratkan makna bahwa ketika hendak menginginkan kebaikan antara kematian dan kehidupan yang dietikakan dalam sebuah harapan adalah memilih kehidupan jika ternyata kehidupan itu lebih baik, dan memilih kematian jika ternyata kematian itu lebih baik.

sehingga pilihan untuk mengakhiri kehidupan dengan cara bunuh diri sangat tidak diperkenankan bahkan laknat bagi setip orang yang mencoba melakukan bunuh diri.

bahkan dosa bunuh diri jauh lebih besar dibandingkan dosa membunuh orang lain.
dilansir dari www.nu.or.id sebagaimana di nukil dari kitab Al-Mawsu'atu Al-Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah:

إِنَّ مَنْ قَتَل نَفْسَهُ كَانَ إِثْمُهُ أَكْثَرَ مِمَّنْ قَتَل غَيْرَهُ

Artinya, “Sungguh orang yang melakukan bunuh diri dosanya lebih besar dibanding orang yang membunuh orang lain,” (Lihat Al-Mawsu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, Kuwait-Darus Salasil, juz III, halaman 239).

sehingga jelas bahwa perbuatan bunuh diri adalah sebuah larangan bahkan dihukumi sebagai salah satu dari dosa besar.

konsekuensinya adalah neraka (walaupaun ada perbedaan pendapat apakah kekal di neraka ataukah tidak )

jadi,jangan sekali-kali melakukan perbuatan laknat tersebut.
cobalah untuk selalu mempertebal iman optimis bahwa segala masalah pasti akan dapat dihadapi. sebab allah tidak akan menimpakan masalah melebihi batas kemamuan hambannya. sebagaimana cuplikan firman Allah surat Al Baqarah: 286
 لا يكلف الله نفساً إلا وسعها
Allah tidak akan membebani hambanya diluar batas kemampuannya (sesuai dengankemampuannya menyelesaikan beban atau masalah tersebut)

harapan akhirnya adalah semoga kita diberikan kesabaran dalam menghadapi masalah yang datang.

refrensi:
  • Ibnu Hajar al-Atsqolani, Bulughul Marom, Maktabah Imarotullah, hal. 94

Baca juga:

Posting Komentar

1 Komentar