31 Januari 2021 - sudah 95 tahun lamanya jam'iyyah Nahdlatul Ulama berdiri sejak 31 Januari 1926 menyongsong dan berbakti pada negeri Indonesia. 

Di usianya yang ke 95, Jam'iyyah Nahdlatul Ulama dengan slogan Khidmahnya: "Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan" menjadi momentum yang tepat dalam rangka membentengi warga nahdliyiin dari paham-paham yang bertentangan dangan ahlussunnah wal jamaah yang telah dipegang oleh para ulama-ulama salaf sekaligus momentum untuk meneguhkan dan mematri kembali rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia dengan komitmen kebangsaan yang diembannya sampai sekarang ini.

Namun tahukah kita, bahwa berdirinya Jam'iyyah Nahdlatul Ulama berawal dari kontak lahir-bathin antara murid dan guru yang menjadi isyaroh atau petunjuk berdirinya jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Lahirnya Jam'iyyah Nhdlatul Ulama tidak hanya melalui upaya-upaya lahir dengan berbagai pertimbangan kuat, melainkan juga ikhtiar batin dengan mengharap petnjuk Allah SWT. ikhtiar batin tersebut terlihat ketika Hadratus Syaikh K.H Hasyim Asy'ari menjalankan kontak secara batin dengan sang guru - K.H Khalil Bangkalan. 

K.H Wahab Hasbullah, sang penggagas pendirian Jam'iyyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1924 menyampaikan keinginannya untuk mendapat persetujuan dari mbah Hasyim. akan tetapi, mbah Hasyim pun tidak langsung menyetujui keinginan mbah Wahab sebelum mbah Hasyim melakukan istikharah meminta isyarah dari Allah SWT. 

Terlepas dari pertimbangannya, mbah Hasyim juga meminta isyarah kepada sang guru - K.H Khalil Bangkalan. Dari sinilah peran mbah Khalil bangkalan sangat strategis dalam berdirinya Jam'iyyah Nahdlatul Ulama. bahkan hasil istikharah mbah Hasyim tidak jatuh di tangan beliau sendiri, melainkan dari sang guru.

Dalam tahap kontak lahir inilah, K.H As'ad Syamsul Arifin yang pada saat itu masih muda menjadi mediator antara mbah Hasyim dan mbah Khalil. 

Selama melakukan istikharah, mbah khalil kemudian mendapatkan setidaknya 2 petunjuk yang harus disampaikan kepada mbah Hasyim melalui kiyai As'ad. 

Apa saja 2 petunjuk yang diterima oleh mbah Khalil?

petunjuk pertama,

Pada tahun 1924, mbah Khalil meminta kiyai As'ad untuk membawakan tongkat ke Tebuireng. Namun yang menjadi perhatian dari tongkat tersebut adalah dicantumkannya Q.S Taha: 17-23:

وَمَا تِلْكَ بِيَمِيْنِكَ يٰمُوْسٰى
قَالَ هِيَ عَصَايَۚ اَتَوَكَّؤُا عَلَيْهَا وَاَهُشُّ بِهَا عَلٰى غَنَمِيْ وَلِيَ فِيْهَا مَاٰرِبُ اُخْرٰى
قَالَ اَلْقِهَا يٰمُوْسٰى
فَاَلْقٰىهَا فَاِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعٰى
قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْۗ سَنُعِيْدُهَا سِيْرَتَهَا الْاُوْلٰى
وَاضْمُمْ يَدَكَ اِلٰى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍ اٰيَةً اُخْرٰىۙ
لِنُرِيَكَ مِنْ اٰيٰتِنَا الْكُبْرٰى ۚ

”Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa? ”. Dia (Musa) berkata, “Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain.” Dia (Allah) berfirman, “Lemparkanlah ia, wahai Musa!”. Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Dia (Allah) berfirman, “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan kepitlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih (bercahaya) tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain. untuk Kami perlihatkan kepadamu (sebagian) dari tanda-tanda kebesaran Kami yang sangat besar,

Ayat-ayat dari surat Taha di atas merupakan salah satu ayat yang menceritakan mukjizat nabi Musa A.S.

Petunjuk kedua, satu tahun setelah pengiriman tongkat, pada tahun 1925, kiyai As'ad diminta kembali oleh mbah Khalil untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna: "Ya Jabbar Ya Qahhar" kepada mbah Hasyim untuk kedua kalinya.

Sesampainya di Tebuireng, kiyai As'ad mempersilahkan mbah Hasyim untuk mengambil tasbih yang telah melingkar di leher kiyai As'ad. sesaat setelah mbah Hasyim mengambil tasbih tersebut, kemudian mbah Hasyim dawuh ke kiyai As'ad:

"Apakah ada pesan lagi dari Bangkalan?". tanya mbah Hasyim.

Ya jabbar Ya Qahhar". jawab kiyai As'ad 3 kali.

Dari jawaban kiyai As'ad itupun mbah Hasyim mampu memahaminya dan memberikan jawaban: "Allah telah memperbolehkan kita untuk mendirikan Jam'iyyah.

Dari proses lahir dan batin yang panjang itulah menggambarkan bahwa lika-liku lahirnya Jam'iyyah Nahdlatul Ulama tidak banyak bertumpu pada perangkat formal sebagaimana lazimnya pembentukan organisasi. NU lahir berdasarkan petunjuk Allah SWT.


Selamat Harlah NU ke-95 - Teguhkan ASWAJA dan Komitmen Kebangsaan

Referensi: 

IG @tv9nusantara