Advertisement

Responsive Advertisement

MANUSIA DAN WAKTU ASHAR

MANUSIA DAN WAKTU ASHAR


Ada apa di waktu ashar?
Salah satu waktu yang dijadikan sumpah oleh Allah dalam firmanNY.

Demikian mungkin satu pertanyaan yang muncul dalam benak seseorang.
Dengan alasan apakah Allah pernah memberikan sumpah demi waktu ashar.
Apapun itu, segala sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah, tidak terkecuali pasti terdapat hikmah di dalamnya. Hal itulah yang kemudian patut dijadikan bahan renungan oleh kita sebagai umat manusia. 

Bahkan beberapa deret makhluk Allah yang dijadikan sumpah, bukan hanya terbatas pada sebuah waktu saja seperti waktu ashar, waktu duha, melainkan ia juga mengarah pada ranah tumbuhan seperti buah at-Tin. begitupun hal-hal lain.

Waktu ashar yang dijadikan sumpah oleh Allah dalam firmanNya ternyata menjadi suatu alasan dan menjadi bahan renungan yang patut dikaji dalam-dalam makna yang tersirat.

Sebab di waktu itulah, seluruh umat manusia yang berada di muka bumi ini benar-benar dalam kondisi sedang merugi. benar-benar sedang merugi.

Tentang "MERUGI" ini, 
Salah satu tafsir yang terkenal adalah tafsir jalalain. dalam kitab tafsir jalalain disebutkan bahwa kerugian yang menimpa manusia berada pada segala sesuatu perniagaan mereka. di waktu-waktu inilah manusia benar-benar sedang dalam kelalaian, kerugian yang tidak dapat dipungkiri kenyataannya. 
Namun, tibalah satu pertanyaan muncul: Apakah yang dimaksud seluruh manusia merugi itu tanpa terkecuali?

Ternyata tidak!
Dalam ayat selanjutnya dari surat Al-Ashr, Al-Qur'an memberikan pengecualian dari sifat merugi yang dijelaskan dalam akhir ayat ke 2 dari surat Al-Ashr ini,
Siapakah orang-orang yang tidak masuk dalam kategori merugi sebagaimana yang dikabarkan al-Qur'an?
Mereka itu adalah:
  1.  orang-orang yang beriman dan senantiasa beramal baik
  2. orang-orang yang saling memberi nasihat tentang keimanan, dan
  3. orang-orang yang saling memberi nasihat tentang kesabaran (dalam hal ketaatan dan menjauhi kemaksiatan)
sebuah keimanan tidak akan berdiri tanpa seseorang dapat berbuat baik antar sesama, dan berbuat baik antar sesama juga tidak dapat berdiri tanpa adanya saling menasihati untuk selalu berbuaat taat dan menjauhi maksiat.

point-point terakhir inilah yang memberikan kita gambaran tentang keterikatan antara keimanan-perbuatan baik-dan nasihat kebenaran.

ketika seseorang dapat saling menasihati kebenaran, maka ia akan senantiasa berbuat baik. dan jika seseorang senantiasa melakukan kebaikan, tidak ada yang dapat kita temui di dalamnya kecuali tersimpan rasa keimanan yang mendarah daging.

Posting Komentar

0 Komentar