Advertisement

Responsive Advertisement

SAHABAT UMAR DAN BURUNG GALAPAGOS (EMPRIT)

SAHABAT UMAR DAN BURUNG GALAPAGOS (EMPRIT)
Restu Budiansyah Rizki

Manusia diciptakan tidak hanya untuk saling bertukar kasih sayang dengan sesama manusia, melainkan lebih dari itu. malaikat, jin, dan bahkan hewanpun berhak mendapatkan kasih sayang dari manusia.
sehingga konsep hablun atau persaudaraan cinta dan kasih sayang tidak hanya sebatas pada hablun mina Allah wa hablun mina an-Nass. melainkan juga hablun min al-Makhluqaat (cinta sesama makhluk Allah). terkait kasih sayang, ternyata jauh di waktu nabi diutus, nabi pernah mengeluarkan sebuah hadist yang kemudian diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, salah satunya:
الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا من فى الأرض يرحمكم من فى السماء
dikatakan bahwa:
"Orang penyayang akan disayang sang Rahman (Allah). cintailah dan sayangilah seluruh makhluk yang ada di bumi, maka engkau pun akan dicintai dan disayangi seluruh makhluk yang ada di langit".
betapa indah dan penuh kasih sayang telaga hadist Rosulullah SAW dalam menarik perhatian umat manusia. yang mana, ternyata hadist tersebut pernah menempatkan sayyidina Umar R.A dalam derajat maghfirah (mendapat ampunan) dari sang maha Agung.

bagaimana lantas sayyidina Umar mendapatkan ampunan? tidak lain karena sayyidina umar pernah memiliki hati pada seekor burung emprit (bahasa latinnya, galapagos).

 
Sumber gambar oleh: youtube.com

dulu.....

Saat sahabat Umar sedang mlampah (read: berjalan) melewati madinah, sahabat umar melihat seorang anak balita nan comel sedang bermain mesra dengan burung kecil tak berdaya di tangannya. lantas sahabat umarpun jatuh hati terhadap burung tersebut. kemudian, karena empati, dibelilah burung itu dari sang balita dengan senyum penuh pesona ruah melimpah teraut dari wajahnya. dilepaskanlah sang burung dan terbang meliyup-liyup diangkasa.
tatkala sahabat umar wafat, para sahabat yang lain melihatnya dalam mimpi bertemu sahabat Umar. para sahabatpn bertanya tentang kabar Umar: 
"gerangan apa yang telah Allah lakukan kepadamu wahai umar"?

Allah memberikan rahmat ampunannya kepadaku. "jawab umar"

karena apa wahai umar?, karena sifat lembutmu kah?, atau karena sifat adilmu?, atau bahkan karena sifat zuhudmu kah wahai umar? "tanya sahabat dengan penuh rasa penasaran".

sahabat umarpun menjawab dengan senyum khas ala nabi yang merona:

"ketika kalian meletakkanku di dalam sebidang lubang tanah kecil, kemudian kalian menutupiku dengan gundukan tanah bertandakan nisanku, dan kalian meninggalkanku sendirian sesaat setelah selesai pemakaman jenazahku, datanglah dua malaikat yang gagah perkasa membuatku gemetar tak tersadarkan diri. aku ditempatkan dan didudukkan disekitar malaikat untuk kemudian diberi pertanyaan khas ala malaikat munkar dan nakir. namun,, ku dengar suara dari langit seraya berkata: tinggalkanlah hambaku wahai malaikatku, dan jangan kalian menakut-nakutinya. sebab hambaku yang satu ini, di masa hidunya pernah mempunyai rasa iba terhadap burung emprit yang dibelinya dari tangan sang balita untuk kemudian dilepaskan ke alamnya. oleh karena hal itu, akupun memberikan rahmatku kepadanya". 

seekor burung pun mampu mencuri rahmat Allah. berawal dari ketidak-sengajaan sahabat umar bertemu anak balita dengan seekor burung tak berdaya. lantas dibelilah burung tersebut dan kemudian dilepaskan dalam habitatnya.

indah memang jika manusia sadar akan hal pentingnya kasih sayang antar sesama makhluk. demi menggapai rahmatNya tidak perlu menunggu sesuatu ibadah yang besar. cukup dimulai dari hati yang paling dalam menebar kasih sayang antar semua makhluk Allah.

dari hikayah tersebutpun, kita tahu bahwa memang sudah sepantasnya seluruh mahkluk yang merasa dirinya adalah hamba Allah wajib memiliki kasih sayang terhadap setiap makhluk yang lain, sekalipun itu hanya seekor semut yang terjatuhw dalam satu gelas air putih yang menurutnya adalah lautan luas yang tak bisa dijangkau dengan mudah untuk menuju daratannya.

Pemalang, 29 Desember 2018
Restu Budiansyah Rizki


Diintisarikan dari kitab Al-Mawa'id Al-Ushfuuriyah, karangan Muhammad ibnu Abi Bakr.

Posting Komentar

0 Komentar