Sumber gambar: google.com
Januari di tahun 2021 menjadi salah satu bulan yang cukup mengagetkan kita semua. pasalnya, di bulan dan di tahun ini, sudah banyak terdengar berbagai informasi yang dapat disaksikan di berbagai dunia maya menganai wafatnya beberapa kekasih Allah.
Berawal dari info yang diterima melalui grup wa, beberapa deretan ulama yang Allah panggil adalah:
- Al Habib Ja'far bin Muhammad Al Kaff, Kudus (1 Januari 2021)
- KH. Muhaimin Al-Asnawi, PP Al Asnawi Magelang (1 Januari 2021)
- KH. Abdullah Nachrowi, PP Ash Shogiri Bogor (2 Januari 2020)
- KH. Najib Abdul Qodir Munawwir, PP Al Munawwir- Krapyak (4 Januari 2021)
- Drs. M. Sai, M.Hi, PP Nurul Yaqin Malaka (5 Januari 2021)
- KH. Muhammad Nuruddin, PP Al Hikam Bangkalan (9 Januari 2021)
- Al Habib Abu Bakar bin Salim Al Hamid, Bandowoso (9 Januari 2021)
- KH. Zainuddin Badrus, PP Al Hikmah Kediri (10 Januari 2021)
- KH. Ahmad Yasin Asmuni, PP Hidayatut Thullab (11 Januari 2021)
- Drs. Ibnu Hazen, LTMNU (12 Januari 2021)
- Syeikh Ali Shaleh Mohammad Ali Jaber (14 Januari 2021)
- Al Habib Al Walid Ali bin Abdurrahman Assegaf (15 Januari 2021)
- RKH. Abdul Hamid Amz, PP Mamba'ul Ulum - Pamekasan (15 Januari)
Bagaimanapun itu, sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap insan akan mengalami kematian, mereka tidak dapat mempercepat ataupun memperlambat datangnya kematian. bagaimanapun caranya, dan kapanpun waktunya dan di manapun tempatnya, ketika suratan takdir yang tertulis di lauh al mahfudz menjadi sebuah keharusan untuk terjadi, maka ajalpun akan mendatangi nama-nama yang tertulis di sana. tidak terkecuali wafatnya sang ulama.
Al-qur'an sendiri menyebutkan:
قُلْ لَّآ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗ لِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ (٤٩
Katakanlah: Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah. Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (QS. Yunus: 49)
Al-Qur'an juga mengabarkan:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al Araf: 34)
Dengan wafatnya para ulama, apakah menjadi satu tanda akan datangnya hari akhir (baca: kiamat). yang jelas, kita dan bahkan rasulullah SAW pun tidak tahu kapan kiamat akan terjadi. hanya saja, tanda-tanda kiamat dapat diketahui ketika Allah melenyapkan ilmu agama di muka bumi, sebagaimana sabda Rasulullah Shalla Allahu Alaihi wa Alihi wa Sallam pernah bersabda bahwa:
إن الله لا يقبض العلم إنتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عالم إتخذ الناس رؤسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا
"Sesungguhnya Allah SWT tidak mengangkat Ilmu dengan sekali cabutan dari hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mengangkat (mengambil kembali) para ulama. dan ketika tidak tersisa satu orang alim, orang-orang mencari orang-orang (bodoh) yang dapat ditanya, sehingga mereka memberikat fatwa (jawaban atas pertanyaan tersebut) dengan tanpa didasarkan pada suatu ilmu. jadilah mereka tersesat dan saling meyesatkan satu sama lain". HR. Bukhari.
Itulah sekelumit gambaran bagaimana lenyapnya ilmu di muka bumi dengan wafatnya ulama. sehingga satu hal yang menjadi perhatian kita adalah untuk senantiasa menggali keilmuan dari para ulama. karena, saat kenikmatan deras mengalir ke dalam sendi-sendi kehidupan kita, kita lalai akan kenikmatan tersebut. namun, saat keniikmatan tersebut dicabut, barulah kita merasakannya dan menyesal tiada henti. karena Allah tidak akan menimpakan musibah di atas tanah yang dihuni oleh kekasihNya.
Sirampog, 16 Januari 2021
0 Komentar