Ramadhan yang ke-7 tahun 2019 ini masih menjadi momentum yang patut dijadikan pacuan untuk seorang muslim memetik buah ramadhan. Baik dari rumpun tangkai shalat, puasa, sedekah, ataupun amal baik yang lain.
Pergumulan umat muslim dalam memendam sunyi malam ramadhan, merupakan bagian dari puncak kesempatan yang musti dimanfaatkan, mengingat kedatangan ramadhan satu kali dalam satu tahun.
Ilustrasi gambar: dialeksis.com
Bahkan iming-iming pahala berlipat dari Allah swt turut serta dalam memantik sumbu pegas semangat umat muslim meramaikan malam ramadhan, walaupun sejatinya seluruh ibadah di malam ramadhan tidak lain hanya untuk Allah swt semata.
Sehingga, pahala yang di peroleh dari seluruh ibadah di malam ramadhan adalah bentuk gaji dari Allah kepada hamba. Sebagaimana seorang karyawan yang akan mendapat gaji setelah ia mampu menyelesaikan pekerjaannya.
Dalam berbagai momentum, Rasulullah saw selalu memberikan wejangan motivasi kepada umatnya agar dapat meraih momentum baik tersebut. sebagai contoh, Rasulullah memberikan suatu gambaran pahala melaksanakan shalat di malam-malam ramadhan yang termaktub dalam haditsnya dengan pahala yang dilipat -gandakan, rumah di surga, dan sederet pahala lain sebagaimana hadits di bawah ini:
أخبرنا أبو عبد الله الحافظ و أبو سهل أحمد بن محمد بن المهراني و أبو زكريا ابن أبي اسحاق قالوا أخبرنا أبو محمد عبد الله بن إسحاق بن إبراهيم البغوي ببغدادي حدثنا الحسين بن علي العنزي حدثنا هشام بن يونس اللولوي حدثنا محمد بن هارون السدي عن داود بن أبي هند عن أبي نضرة العبدي و عن عطاء بن أبي رباح عن أبي سعيد الخدري قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: إذا كان أول ليلة من رمضان فتحت أبواب السماء فلا يغلق منها باب حتي يكون آخر ليلة من رمضان. فليس من عبد مؤمن يصلي فى ليلة منها إلا كتب الله له ألف و خمس مائة حسنة بكل سجدة و بني له بيتا فى الجنة من ياقوتة حمراء لها ستون ألف باب. لكل باب منها قصر من ذهب موشح بياقوتة حمراء. فإذا صام أول يوم من رمضان غفر له ما تقدم من ذنبه إلى مثل ذلك اليوم. و من شهر رمضان استغفر له كل يوم سبعون ألف ملك من صلاة الغداة إلى أن توارى بالحجاب. و كان له بكل سجدة سجدها فى شهر رمضان بليل أو نهار شجرة يسير الراكب فى ظلها خمس مائة عام
Dikabarkan dari Abu Abdullah al-Hafidz dan Abu Sahl Ahmad bin Muhammad bin al-Mahraniy dan Abu Zakariya bin Abi Ishaq, mereka berkata: dikabarkan dari Muhammad Abdullah bin Ishaq bin Ibrahim al-Baghowiy, diceritakan dari al-Husain bin Ali al-Anziy, diceritakan dari Hisyam bin Yunus al-Lawlawiy, diceritakan dari Muhammad bin Harun as-Sidiy dari Dawud bin Abi Nadhrah al-Abdiy dan Atho bin Abi Robbah dari Abi Sa'id al-Khudriy berkata: Rasulullah saw bersabda: "Pada malam pertama hingga malam terakhir ramadhan, seluruh pintu-pintu langit terbuka. Dan tidaklah seorang hamba mukmin melakukan sholat di malam ramadhan, kecuali Allah akan mencatat untuknya 1500 kebaikan disetiap sujudnya. Dan Allah akan mendirikan untuknya rumah berbalut intan yaqut merah dengan 60.000 pintu. Dan setiap pintu, terdapat istana yang terbuat dari yaqut merah. Bahkan, jika ia memulai puasa di hari pertama ramadhan, Maka akan diberikan rahmat ampunan terhadap dosa-dosa yang telah lalu. Di samping itu, selama bulan ramadhan 70.000 malaikat akan mendoakannya dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Bahkan di setiap sujudnya seorang mukmin (siang dan malam) akan dianugerahkan sebuah pohon yang seakan-akan seorang yang naik kendaraan akan berjalan di balik bayangannya selama 500 tahun.
Maha suci Allah sang pemberi nikmat, dengan melaksanakan shalat di malam bulan ramadhan, pahala yang akan didapat sangatlah berlimpah ruah, diantaranya:
- Melaksanakan shalat di malam ramadhan akan dicatat oleh Allah swt dengan 1500 kebaikan di setiap sujud.
- Melaksanakan shalat di malam ramadhan akan didirikan rumah berbalut yaqut, memiliki 60.000 pintu, dan di setiap pintu terdapat istana berbalut intan yaqut merah- di surga.
- Didoakan oleh 70.000 malaikat dari mulai terbitnya fajar hingga sampai terbenamnya matahari
- Di setiap sujud akan diberikan sebuah pohon yang jika seorang pengendara berjalan di belakang bayangan pohon tersebut akan membutuhkan waktu tempuh selama 500 tahun lamanya.
Referensi:
- al-Imam Abu Bakr Ahmad bin al-Husain bin Ali al-Baihaqiy, Fadhaailul Auqhat, 40-41
0 Komentar