Advertisement

Responsive Advertisement

BER-IBADAH-LAH SEPERTI SAYYIDINA ALI SAAT BERTEMU SANG KAKEK NASRANI

BER-IBADAH-LAH SEPERTI SAYYIDINA ALI SAAT BERTEMU SANG KAKEK NASRANI

Restu Budiansyah Rizki


Umat Islam patut berbangga pernah memiliki seorang yang setia dalam mengikuti dan membantu nabi dalam berdakwah. Dialah Sayyidina Ali Ibni Abi Thalib. salah satu sahabat yang tidak lelah untuk mengucurkan darah dan keringat demi berjayannya Islam yang dibawa Rosulullah Muhammad SAW. salah satu sahabat yang dengan Nahjul Balaghah-nya mampu menyirap perhatian sang sastrawan dengan sekali sembulan kalimat indah nan sukar ditiru.

Di sisi lain, Sayyidina Ali dengan perangainya yang gagah dalam setiap peperangan, ternyata menyimpan sejuta pesona hormat ta'dzim kepada setiap insan yang pernah ditemuinya. sebut saja sang kakek tua nasrani yang tidak langsung membuktikan kebenaran jiwa hormat dari sayyidina Ali.

Kala itu....
Sayyidina Ali hendak melakukan sholat subuh berjamah di sebuah masjid. setibanya di tengah perjalan, sayyidina Ali mendapati seorang kakek yang sedang berjalan di depannya dengan langkah yang sangat lamban. dari sinilah sayyidina Ali menampakkan jiwa hormatnya yang tinggi dengan tidak mendahului sang kakek karena usianya yang lebih tua darinya (sayyidina Ali). perjalanan sang kakek yang lamban tersebut telah memakan waktu hingga sang fajar mulai menampakkan pesona sinarnya. 

Namun apalah disangka, ketika langkah sang kakek telah mendekati masjid, sayyidina Ali mendapatinya tidak masuk ke masjid dan justru berbelok arah. dengan fenomena itu, sayyidina Alipun mengetahui ternyata sang kakek adalah seorang nasrani. Akhirnya, sayyidina Ali pun bergegas memasuki masjid. Dan Alhamdulillah, saat itu Rosulullah yang kebetulan mengimami sholat sedang dalam keadaan ruku'. Rosulpun dengan tidak biasa memperpanjang gerakan ruku' yang sebanding dengan gerakan ruku 2 kali, sehingga sayyidina Ali dapat langsung mengikuti gerakan ruku' dari Rosulullah. 

Tatkala sholat subuh telah selesai, sayyidina Ali pun bertanya:

يا رسول الله لم طولت الركوع فى هذه الصلاة ما كنت تفعل مثل هذا

"Wahai Rosulullah, mengapa engkau memperpanjang ruku di sholat kali ini, padahal engkau tidak pernah melakukannya di sholat-sholat sebelumnya?"

Rosulullah pun menjawab:

لما ركعت و قلت سبحان ربي العظيمي كما كان وردي و أردت أن أرفع رأسي جاء جبرائيل عليه السلام و وضع جناحه على ظهري و أخدني طويلا . فلما رفع جناحه رفعت رأسي . 

"Ketika aku melakukan ruku' seraya membaca سبحان ربي العظيمي, dan saat aku hendak mengangkat kepala, tiba-tiba malaikat jibril datang dengan meletakkan sayapnya di atas pundakku dalam waktu yang lama. ketika malaikat jibril mengangkat kembali sayapnya, akupun dapat mengangkat kepala."

Jama'ah sholat pun bertanya:
فقالوا لم فعل هكذا؟
Mengapa malaikat jibril melakukan itu, wahai Rosulullah?

Rosulpun menjawab:
 فقال: ما سألت عن ذلك فحضر جبرائيل عليه السلام و قال يا محمد إن عليا كان يستعجل للجماعة فلقي شيخا نصرانيا فى الطريق و لم يعلم علي أنه نصراني و أكرمه لأجل شيبته و ما تقدم عنه و حفظ حقه فأمرني الله تعالى أن أخدك فى الركوع حتى يدرك علي صلاة الفجر. و هذا ليس بعجب و أعجب العجب أن الله تعالى أمر ميكائيل عليه السلام أن يأخذ الشمس بجناحه حتى لا تطلع الشمس طويلا لأجل على رضي الله تهالى عنه وقال هذه الدرجة بحرمة الشيخ الفاني مع أنه كان نصرانيا

"Malaikat Jibril mendatangiku seraya berkata: wahai Muhammad, ketahuilah, sesungguhnya Ali sedang bergegas untuk melakukan sholat berjama'ah. akan tetapi Ali bertemu seorang kakek di jalan dan ia tidak mengetahui bahwa kakek itu adalah seorang nasrani. Ali lantas menghromatinya dengan tidak mendahului perjalanan sang kakek. hal tersebut ia lakukan karena melihat umurnya yang sudah tua. lantas Allah memerintahkan aku untuk menahan ruku engkau sehingga Ali dapat ikut melaksanakan solat subuh berjamaah. hal inipun ditambah dengan Allah memerintahkan malaikat mikail AS untuk menahan laju matahari dengan menggunakan sayapnya. sehingga iapun tidak terbit dalam waktu yang lama karena menghormati Ali Ra. Rosulullahpun lantas bertutur bahwa inilah derajat yang diperoleh karena menghormati seorang kakek walaupun ia adalah seorang nasrani."
Dari peristiwa tersebut, setidaknya ada beberapa hal yang patut dijadikan pelajaran bagi kita seorang muslim, diantaranya:
  1. Hormatilah orang tua, sekalipun ia berbeda agama dengan kita
  2. Menghormati orang tua sekalipun ia adalah seorang nasrani, lebih diutamakan dari hanya sekedar ingin melaksanakan sholat jama'ah.
  3. Ketika sedang melakukan perjalanan kaki, hormatilah orang tua dengan tidak mendahuluinya. jika terdesakpun setidaknya pamit untuk mendahuluinya
  4. Agama Islam lebih memperhatikan Muamalah alias hak sesama manusia, daripada hal ibadah
  5. Derajat seseorang yang diperoleh bisa jadi merupakan balasan dari menghormati orang lain yang berbeda agama
  6. Ketika kita telah mampu menghormati orang yang lebih tua, maka tidak akan kita bertanya: apa agamamu?
Diintisarikan dari kitab al-Mawa'idh al-Ushfuriyah karya Syaikh Muhammad bin Abi Bakr

Malang, 5 Januari 2019
Restu Budiansyah Rizki

BACA JUGA: KETIKA ALLAH MALU UNTUK MENGAZAB HAMBANYA YANG RENTA

Posting Komentar

0 Komentar