Advertisement

Responsive Advertisement

KETIKA ALLAH MALU UNTUK MENGAZAB HAMBANYA YANG RENTA

KETIKA ALLAH MALU UNTUK MENGAZAB HAMBANYA YANG RENTA
Restu Budiansyah Rizki


Allah dengan segala sifatNya yang agung tidak pernah lepas dan terlewat dalam memperhatikan seluruh hambaNya. 

Dari mulai anak kecil, remaja, dewasa, dan tua renta, semuanya selalu mendapat perhatian dari Allah SWT. begitu romantisnya Allah, dan begitu perhatiannya Allah dengan selalu memperhatikan semua hambaNya tanpa kenal kata pilih kasih.

Hal tersebut semakin mengikat dan menarik kasih-sayang Allah saat ada salah satu hambanya merengek, menangis, menengadahkan tangan seraya berkata mengakui segala dosa-dosa yang pernah ia lakukan.

Bagaimana Allah tidak terharu melihat salah satu hambanya merengek dan menangis mengakui dosa-dosanya dengan penuh harapan seraya menengadahkan tangan ke atas, tanda hamba tersebut sangat mengharap ampunanNya. 

Pagi, siang, sore, dan malam, Allah selalu mencari adakah dari seluruh hambaNya yang dengan penuh harapan dan rengekan deras air mata meminta rahmat ampunan kepadaNya? jika terdapat hamba yang demikian, maka Allah akan memberikan rahmat ampunanNya.

dikisahkan......
Sahabat Anas bin Malik pernah meriwayatkan suatu hadits dari Rosulullah SAW. dalam haditsnya, Rosulullah memberikan suatu mutiara hikmah yang wajib diserap penuh dengan logika keimanan yang tinggi. bahwa: Allah SWT selalu memandang rindu wajah-wajah insan dengan segala kerentaan yang telah termakan usia. sesekali di waktu pagi hari, Allah memandangnya dengan penuh rasa iba. tatkala sore datang menyapa, lantas Allah SWT kembali memandang wajah-wajah tersebut seraya bertutur: "wahai hambaku, engkau semakin hari semakin menua, kulit yang membungkus daging di sekujur badanmu telah keriput, dan tulang-tulang yang menopang gagah daging tubuhmu telah menjadi sesuatu yang keropos. karena itu, bersifatlah malu terhadap Tuhanmu ini, karena Aku (Allah) pun malu untuk memberikan suatu adzab kepadamu di neraka. Aku malu untuk memberi adzab karena kerentaanmu untuk menanggung adzab dariku atas dosa yang kau lakukan semasa hidup.

Ketika Allah pun malu kepada sang hamba, lantas......apakah kita tidak malu untuk mengakui dosa-dosa kita dan senantiasa memohon rahmat ampunanNya?

Jika mereka yang sudah tua renta pun demikian, bagaimana dengan kita yang masih muda? apakah akan menunggu sampai menua?

padahal untuk mati, tidak harus menunggu sampai umur menua.

Pemalang, 3 Januari 2019
Restu Budiansyah Rizki

Posting Komentar

0 Komentar