Advertisement

Responsive Advertisement

KECERDASAN SAYYIDINA ALI: 1 PERTANYAAN KHAWARIJ, 10 JAWABAN ALI

KECERDASAN SAYYIDINA ALI: 1 PERTANYAAN KHAWARIJ, 10 JAWABAN ALI
Restu Budiansyah Rizki


Masih dalam tajuk membahas rona keistimewaan sayidina Ali Ibni Abi Thalib yang pernah disabdakan nabi posisinya sebagai pintu dari segala Ilmu.

Dalam sabdanya, Rosulullah pernah mencetuskan predikat teruntuk sayyidina Ali Ibni Abi Thalib, bahwa:

أنا مدينة العلم و علي بابها

"(laksana kota) saya (Rosulullah) adalah kota dimana Ilmu itu berada, sedangkan (laksana pintu kota) Ali adalah pintu untuk membuka kota tersebut."

Dalam hal ini, konteks sabda nabi mencoba me-frame-kan suatu fenomena di mana ketika Rosulullah merupakan salah satu sumber dari segala sumber Ilmu, Maka untuk menimba Ilmu dan mengeruk dalam-dalam ilm tersebut dapat melalui Ali sebagai sang penggali.

Hal tersebut karena memang sayyidina Ali selalu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab sekalipun dari orang lain. sehingga layak jika predikat sebagai pintu Ilmu melekat dalam diri Sayyidina Ali.

Bahkan, sabda Rosulullah yang menggambarkan sayyidina Ali sebagai pintu Ilmu, pernah dibuktikan dengan 1 pertanyaan kaum khawarij yang kemudian dijawab dengan 10 jawaban sayyidina Ali.

Lebih lanjut, 
Ketika Rosulullah mensabdakan  "أنا مدينة العلم و علي بابها" dan terdengar oleh komplotan kaum khawarij, mereka mencoba menghasud Ali. 

Berangkat dari sabda Rosulullah, kaum khawarij dengan beranggotakan 10 orang mencoba mengadakan musyawarah. Dalam musyawarah tersebut, mereka mencoba untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada Sayyidina Ali dengan satu anggota, satu pertanyaan. Hal tersebut mereka lakukan hanya sekedar ingin melihat dan mengetahui bagaimana sayyidina Ali dapat menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan yang lontarkan. jika kenyataannya sayyidina Ali dapat menjawab seluruh pertanyaan tersebut, mereka pun dapat mengetahui bahwa memang benar bahwa sayyidina adalah seorang yang Alim (cerdas) sebagaimana yang pernah disabdakan Rosulullah. hingga tibalah salah satu dari dedengkot khawarij mendatangi sayyidina Ali.

يا علي: العلم أفضل أم المال
"Wahai Ali, Ilmu atau Harta kah yang lebih utama?

sayyidina Ali menjawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

العلم ميراث الأنبياء و المال ميراث قارون و شدادو فرعون و غيرهم
"Ilmu adalah hasil warisan dari para Nabi, sedangkan Harta adalah hasil warisan dari Qorun, dan belenggu Fir'aun".

Ketika salah satu orang dari kaum khawarij mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan. selanjutnya, datanglah satu orang yang lain kepada sayyidina Ali dengan membawa pertanyaan. 

Pertanyaan yang dibawa orang kedua tersebut sebagaimana yang pernah ditanyakan oleh orang pertama yang datang kepada sayyidina Ali. akan tetapi dengan jawaban yang berbeda. dalam jawabannya, sayyidina Ali berkata bahwa:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

العلم يحرسك و المال تحرسه
"Ilmu akan menjagamu, sedangkan Harta, engkau yang akan menjaganya"

Tidak dapat dibantah, orang kedua inipun pergi dengan membawa jawaban yang baru saja diperoleh dari sayyidina Ali.

Orang ketiga dari kaum khawarijpun turut serta bertanya sebagaimana pertanyaan sebelumnya.dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

لصاحب المال عدو كثير و لصاحب العلم صديق كثير
"Orang yang memiliki banyak harta pasti memiliki banyak musuh, sedangkan orang yang memiliki banyak ilmu pasti akan memiliki banyak kawan"

orang ketigapun pergi dengan jawaban tersebut.

Orang keempat dari kaum khawarij kemudian bertanya sebagaimana pertanyaan yang dilontarkan sebelumnya. dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

إذا صرفت من المال فإنه ينقص و إذا صرفت من العلم فإنه يزيد
"Jika hartamu digunakan, ia akan berkurang. dan jika Ilmumu digunakan, ia akan bertambah"

Orang keempatpun pergi dengan membawa jawaban tersebut.

Datanglah orang kelima dengan membawa pertanyaan sebagaimana pertanyaan sebelumnya. dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

صاحب المال يدعى باسم البخل اللؤم و صاحب العلم يدعى باسم العظام و الكرام
"Orang dengan banyak harta biasa dijuluki bakhil dan orang dengan ilmu banyak biasa dijuluki orang yang mulia dan terhormat"

orang kelimpa pun pergi dengan membawa jawaban tersebut.

Datanglah orang keenam dengan membawa pertanyaan sebagaimana pertanyaan sebelumnya, dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

المال يحفظ من السارق و العلم لا يحفظ من السارق
"Harta akan dijaga kamu dari seorang pencuri dan Ilmu tidak akan dijaga dari seorang pencuri"

Orang keenam pun pergi dengan membawa jawaban tersebut
Datanglah orang ketuju dengan membawa pertanyaan sebagaimana pertanyaan sebelumnya, dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

صاحب المال يحاسب يوم القيامة و صاحب العلم يشفع يوم القيامة
"Orang yang memiliki harta akan dihisab di hari akhir dan orang yang memiliki Ilmu akan disyafati di hari akhir"

Orang ketuju pun pergi dengan membawa jawaban tersebut.

Datanglah orang kedelapan dengan membawa pertanyaan sebagaimana pertanyaan sebelumnya, dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

المال يندرس بطول مكث و مرور الزكان و العلم لا يندرس و لا يبلى
"Harta itu akan rusak jika didiamkan sepanjang masa, sedangkan Ilmu tidak akan rusak sedikitpun"

Orang kedelapan pun pergi dengan membawa jawaban tersebut.

Datanglah orang kesembilan dengan membawa pertanyaan sebagaimana pertanyaan sebelumnya, dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

المال يقسى القلب و العلم ينور القلب
"Harta itu akan membuat keras hati, sedangkan Ilmu itu akan menyinari hati"

Orang kesembilan pun pergi dengan membawa jawaban tersebut.

 Datanglah orang kesepuluh dengan membawa pertanyaan sebagaimana pertanyaan sebelumnya, dan dijawab:

العلم أفضل من المال
"tentu Ilmu lebih utama daripada Harta"

kemudian direspon oleh kaum khawarij:

بأي دليل
"Dengan dalil apa, engkau menjawab seperti itu?"

dijawablah kembali oleh sayyidina Ali:

صاحب المال يدعى الربوبية بسبب المال و صاحب العلم يدعى العبودية
"Orang yang memiliki Harta akan menimbulkan menuhankan harta, sedangkan orang yang memiliki Ilmu akan mengundang ia untuk beribadah"

Orang kesepuluh pun pergi dengan membawa jawaban tersebut.

Dengan sepuluh pertanyaan tersebut, sayyidina Ali bahkan berkata:

"JIKA SEANDAINYA MEREKA BERTANYA KEPADAKU TENTANG PERTANYAAN YANG SAMA, MAKA AKAN AKU JAWAB DENGAN JAWABAN YANG LAIN SELAGI AKU MASIH HIDUP"

karena jawaban yang dilontarkan kepada sayyidina Ali dapat dilibas dengan bermacam-macam jawaban, akhirnya ke 10 anggota khawarij mendatangi Ali dan masuk Islam secara bersamaan.


Demikianlah delik kasus yang membuktikan bahwa sayyidina Ali benar-benar seperti apa yang disabdakan Rosulullah.

Bagaimana bisa, 

1 pertanyaan khwarij, 10 jawaban sayyidina Ali.

Malang, 6 Januari 2019
Restu Budiansyah Rizki





Posting Komentar

0 Komentar