Advertisement

Responsive Advertisement

PERSPEKTIF NAHDLIYYIN DALAM BERAMALIYAH



Indonesia dengan kemajemukkan yang kaya ini, pernah memiliki sejarah terbentuknya persatuan masyarakat yang terikat dan tereratkan dalam satu wadah yang bernamakan NAHDLATUL ULAMA. hal tersebut tidak lepas dari adanya organisasi lain yang mendahuluinya dalam hal pembentukan, dialah MUHAMMADIYAH sebagai kakak tertua dari Nahdlatul Ulama itu sendiri. kedua organisasi tersebut bak dua sayap dari burung garuda yang menjadi satu lambang kebesaran bangsa indonesia. masing-masing sayappun saling bersinergi dalam wujud kecintaan mereka terhadap bangsa Indonesia. jika salah satu dari kedua sayap garuda terluka, maka garuda tidak akan lagi berada dalam keseimbangan.
terlepas dari peran sayap-sayap garuda, antara NAHDLATUL ULAMA dan MUHAMMADIYAH memiliki wajah amaliyah yang memiliki corak masing-masing. nahdlatul ulama yang terbentuk dengan latar belakang masyarakat indonesia yang kental akan kebudayaan telah membuat ciri khas amaliyah warga nahdliyyin yang terkolaborasikan dalam bingkai "Islamisasi Jawa" ataupun "Jawanisasi Islam". bingkai amaliyah warga Nahdliyyin tersebut merupakan bagian dari metode WALISONGO dalam menarik perhatian masyarakat Indonesia yang kental akan wajah HINDU-BUDHA untuk berIslam. sehingga cara yang disampaikan walisongo tidak serta merta merubah kebudayaan masyarakat indonesia secara totality, melainkan membingkainya sedemikian rupa dari wajah kebudayaan Hindu-Budha namun dengan konten atau isi Islam. hal itulah yang kemudian mampu mengikat hati msyarakat indonesia untuk dengan segenap jiwa memeluk agama Islam tanpa adanya sikap frontal, karena memang dalam berIslam seseorang hadir tanpa adanya rasa paksaan.
amaliyah-amaliyah warga Nahdlatul Ulama sampai saat ini, sangat kentara dengan kebudayaan-kebudayaan masyarakat Indonesia. hal tersebut sebagai bentuk meneruskan cara walisongo dalam memperkenalkan Islam yang Rahmatan Lil Allamin dan bahwa Islam tidakllah kaku dalam menghukumi sebuah syariat, karena memang Nahdlatul Ulama telah memiliki Prinsip:

AL MUHAAFADOTU ALAL QODIMIS SHOOLIH WAL AKHDU BIL JADIDIL ASLAH
"menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik"


Klik untuk mendapatkan file pdf

sehingga, kita sadar akan amaliyah nahdlatul ulama yang ternyata kental akan tradisi dan kebudayaan Hindu-Budha, ternyata telah memberi kesimpulan bahwa penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari Kebudayaan masyarakat Indonesia terdahulu.
Amaliyah-amaliyah yang tetap lestari dan dilakukan warga nahdliyyin antara lain:
  1. Tawassul dan Istighosah
  2.  Dzikir dengan suara nyaring
  3. Dzikir bersama-sama
  4. Tabaruk (meminta berokah)
  5. Ziarah Kubur
  6. Tahlilan
  7. Maulid Nabi
  8. Pujian-Pujian setelah Adzan
  9. Lafadz "Sayyidina" dalam sholawat
  10. Sholat Dhuhur setelah sholat Jum'atan
  11. Bersalaman setelah sholat
  12. Sholat Tarawih
  13. Qodho Sholat
  14. Sholat Awwabin
  15. Menggerakkan Jari ketika Tahiyyat 
sehingga, ketika datang seorang kelompok yang mengatasnamakan Islam, dan membid'ahkan segala amaliyah nahdlatul ulama, tidaklah risau untuk sejenak menjawab pernyataan frontal mereka dengan santai bahwa kita memiliki sandaran dasar dalam menjalankan semua amaliyah tersebut. 

Posting Komentar

0 Komentar