Siapa yang tidak menginginkan dileburnya dosa dalam kidung doa.
Siapa yang tidak menginginkan disepuhnya rahmat Allah swt dalam diri manusia.
Kecuali mereka yang tidak mampu merasa aura dosa, dalam diri setiap jiwa.

Muslim sejati adalah ketika ia merasa diri terjatuh dalam kubangan dosa.
Lalu bersimpuh rendah di hadapan sang maha kuasa.
Hingga tibalah ibadah menjadi suatu pahala.
Sebagai stip penghapus dosa yang dilakukannya.


Tiadalah sholat 5 waktu berturut kecuali memiliki esensi kafarat dosa
Tiadalah sholat jumat hingga jumat kecuali tertakar di dalamnya suatu pahala
Tiadalah dari Ramadhan hingga Ramadhan kecuali di dalamnya berhikmah kafarat dosa

Sebab, dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda:
أخبرنا أبو عبد الله الحافظ أخبرني الوليد الفقيه حدثنا الحسن بن سفيان حدثنا هارون بن سعيد حدثنا ابن وهب عن أبي صخر عن عمر بن اسحاق مولى زائده حدثه عن أبيه عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم كان يقول: الصلوات الخمس و الجمعة إلى الجمعة و الرمضان إلي الرمضان مكفرات ما بينهما إذا اجتنبت الكبائر
"Dikabarkan dari Abu Abdullah al-Hafidz dari al-Walid al-Faqih dari al-Hasan bin Sufyan dari Harun bin Sa'id dari Ibnu Wahab dari Abi Shakra dari Umar bin Ishaq dari ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: Antara sholat 5 waktu, waktu sholat jum'at hingga kembali tiba waktu sholat jum'at, serta bulan ramadhan hingga kembali tiba bulan ramadhan, di dalamnya tersimpan kafarat dosa, jika seseorang tidak melakukan dosa-dosa besar".
Betapa murahnya sang maha kuasa.
Memberikan kafarat begitu saja.
hanya dengan bermodal tidak melakukan dosa selama sholat 5 waktu silih berganti, sholat jumat silih berganti, dan ramadhan silih berganti, akn dilebur dosa sepanjang jarak atau jeda waktu tersebut.

Referensi:
  • al-Imam Abu Bakar Ahmad bin al-Husain bin Ali al-Baihaqiy, Fadhailul Auqhat, 42