Advertisement

Responsive Advertisement

ANJURAN MEMBERIKAN KABAR WAFATNYA SESEORANG

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun........3X
Telah meninggal dunia:
Nama: Fulan bin Fulan
Umur: 39 Tahun
Meninggal pada hari Ahad, Pukul 20.00 wib.

kiranya seperti demikian, wajah informasi tatkala salah satu dari tetangga atau bahkan saudara keluarga kita meninggal dunia.

sering kali kita mendengar sebuah informasi atau maklumat yang dikumandangkan disebuah masjid atau bahkan mushola terkait wafatnya seseorang.

Informasi tersebutpun merupakan salah satu bentuk muamalah kita terhadap seseorang yang sudah mendahului menghadap sang pencipta.

Namun, Tahukan kamu?
menginformsikan wafatnya seseorang pernah dilarang oleh rosulullah saw. akan tetapi, larangan tersebut terjadi di masa jahiliyah. dimana, pada saat itu, ketika salah satu orang terpandang di suatu kabilah meninggal dunia, mereka mengirimkan seseorang untuk memberi kabar terkait hal tersebut kepada kabilah lain. hal tersebut sebagimana hdits dari hudaifah:

عن حذيفة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم كان ينهى عن النعي. رواه أحمد و الترمذي و حسنه
Dari Hudaifah ra bahwasanya nabi melarang untuk seseorang mengumumkan kematian seseorang. H.R Imam Ahmad, dan Turmudzi yang memposisikan hadits tersebut sebagai hadits hasan.

Namun dalam hadits sabda nabi yang lain, Nabi pernah memberikan kabar meninggalnya salah satu pemuka habasyah bernama Ashhamah kepada masyarakat di hari di mana pemuka habasyah tersebut meninggal. kemudian rosulullah saw bersama masyarakat melakukan sholat jenazah 4 rokaat. yaitu dalam hdits abi hurairah sebagaimana berikut

و عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم نعى النجاشي فى اليوم الذي مات فيه، و خرج بهم من المصلى فصف بهم و كبر عليه أربعا
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya nabi memberikan informasi wafatnya salah satu pemuka habasyah. kemudian nabi bersama masyarakat membentuk sebuah barisan sholat dan mensholati jenazah tersebut.
(Hadits tersebut oleh sebagian ulama salaf menjadi salah satu sandaran dianjurkannya melakukan sholat ghoib).

Allahu A'lam bis showab

Refrensi:
Ibnu Hajar al-Atsqolaniy, Bulughul Marom, Maktabah Imarotullah, hal. 118.

Posting Komentar

0 Komentar