Advertisement

Responsive Advertisement

KARENA API, SANG INSAN MAJUSI MASUK ISLAM

KARENA API, SANG INSAN MAJUSI MASUK ISLAM
Restu Budiansyah Rizki


Allah SWT dalam memberikan hidayah dan taufiq kepada setiap hambanya terkadang dengan cara  sesuatu yang tidak dapat diduga-duga. sekalipun itu yang berbau kekejaman, kejahatan, kemaksiatan, ataupun hal-hal lain yang bertolak belakang dengan keinginan Allah akan sesuatu yang baik-baik.

Dalam hal ini, pun Allah menghendaki siapa saja yang ingin disesatkan dan siapa saja yang ingin diberikan hidayah. Sehingga, tak jarang fenomena seorang ahli maksiat yang justru wafat dalam keadaan membawa Iman, Islam, dan Ihsan dapat kita jumpai. Bahkan tak jarang pula fenomena seorang ahli Ibadah yang justru wafat dalam keadaan sama sekali tidak membawa Iman, Islam, dan Ihsan juga tidak luput kita jumpai.

Hal tersebut juga terjadi pada kaum-kaum terdahulu. Di mana, dua orang kakak beradik, yang selama bertahun-tahun menyembah api, justru masuk Islam karena api itu sendiri. tentu, peristiwa tersebut tidak terlepas dari adanya campur tangan Allah dalam membimbing hambannya untuk memeluk islam.

 Sumber gambar: Di sini


Di kisahkan.....
zaman di mana para pemeluk zoroaster alias penyembah api berkembang, terdapat seseorang kakak beradik. mereka berdua adalah pemeluk agama majusi (penyembah api) yang taat. setiap saat mereka selalu membuat kobaran api yang dahsyat untuk kemudian dilakukan penyembahan terhadapnya. mereka hidup dalam masa Raja Malik bin Dinar. 

Sang kakak berumur 73 Tahun, sedangkan sang adik masih berumur 35 Tahun.

Dalam hal ini sang adik berkata kepada saudara tertuanya:

"Wahai sudara tertuaku, kemarilah. maukah engkau mencoba: apakah api yang selama ini kita sembah akan membakar kita seperti halnya api tersebut mampu membakar orang-orang yang tidak mau menyembahnya? jika api tersebut tidak membakar kita, maka kita akan tetap menyembahnya. Namun, Jika api tersebut membakar kita, maka kita akan berhenti menyembahnya". bujuk sang adik kepada saudara tertuanya.

"Boleh...!???" jawab sang kakak. 

"Baiklah kalau begitu. aku ataukah engkau yang akan terlebih dahulu memasukkan jari-jemari ke dalam kobaran api ini?" tanya sang adik"

"Silahkan engkau dulu yang melakukannya". timpal sang kakak.

Mendengar ucapan sang kakak, akhirnya sang adik pun memasukkan jari-jemari ke dalam kobaran api yang menyala-nyala.

Namun apalah dikata, Tibalah sang api membakar seluruh jari-jemarinya. 

"Wahsyaaah" teriak sang adik karena jari-jemarinya terbakar.
Iapun berkata: Sungguh sangat piciknya engkau wahai api. Selama 35 tahun lamanya aku menyembahmu dengan taat, akan tetapi engkau menyakitiku dengan membakar jari-jemariku.

"Wahai saudara tertuaku, kemarilah. ayo kita sembah Tuhan yang maha esa. yang jika kita melakukan sebuah dosa selama 500 Tahun sekalipun Ia akan memberikan ampunan kepada kita hanya dengan taat seketika itu juga dan meminta ampunan cukup sekali" ajak sang adik kepada kakaknya.

"Kemarilah saudaraku, ayo kita mencari seseorang yang dapat menunjukkan kita ke jalan yang benar, mengajarkan kita agama islam" ajak sang kakak.

Mereka berduapun sepakat untuk mendatangi raja Malik bin Dinar dengan tujuan ingin masuk ke dalam agama Islam. 
Ketika mereka telah bertemu raja Malik, fenomena yang mereka lihat adalah sang raja sedang duduk bersama-sama dengan khalayak umum. Di mana, sang raja sedang memberikan nasihat kepada mereka.

Sang kakak pun bergumam dengan celetup:
"Sepertinya akan datang waktunya kita akan segera memasuki agama islam. seluruh umurku telah aku sembahkan untuk menyembah api. jika pada hari ini juga aku masuk agama islam, aku kembali kepada agama islam dan agama Muhammad akan tetapi seluruh keluargaku menghinaku, mencelaku, maka sungguh api yang selama ini aku sembah lebih aku cintai daripada celaan dan hinaan mereka kepadaku".

Mendengar perkataan sang kakak, lantas sang adik pun ikut bertimpal:
"Jangan kau lakukan hal demikian wahai saudara tertuaku. karena celaan mereka akan segera hilang, sedangkan api akan selamanya tetap membakar"

Apalah dikata, sang kakak mengindahkan ucapan sang adik dan justru mengatakan: Aku tidak peduli itu urusanmu wahai orang hina yang hanya mengejar-ngejar urusan dunia dan akhirat.

Dalamn tahap inipun, sang saudara kandung tertua mengurungkan niat untuk masuk islam, sehingga ia kembali ke rumah. sedangkan sang adik beserta anak-anak dan istrinya tetap mendatangi sang raja.

Tibalah seorang pemuda tersebut mendatangi sang raja. ia ingin agar sang raja menjelaskan kepadanya dan seluruh keluarganya tentang agama islam. sang raja pun memberikan kabar kepada mereka tentang agama islam. Dan pada akhirnya sang pemuda beserta seluruh keluarganya memutuskan untuk masuk ke dalam agama islam.

Melihat fenomena masuk islamnya sang pemuda beserta keluarganya, seluruh jamaah sang raja menangis terharu-haru.

Ketika sang pemuda tersebut hendak memutuskan untuk pulang, sang raja mencegahnya dan mempersilahkan dirinya untuk duduk sejenak sehingga seluruh hadirin dapat mengumpulkan beberapa harta dengan maksud akan diberikan kepad dirinya. Akan tetapi, tampaknya sang pemuda dengan berat hati menolak dengan lembut tawaran tersebut dengan ucapan: "mohon maaf, saya tidak ingin menjual agama saya dengan hal duniawi.

Sang pemuda pun pergi dengan seluruh keluarganya.

Ketika mereka sedang melakukan perjalanan, sang pemdua dan keluarga menemukan sebuah rumah yang luas di tengah tanah lapang. merekapun memasuki rumah tersebut untuk sekedar menginap dari lelahnya perjalanan.

Ketika pagi telah tiba, sang istri berkata kepada sang pemuda
"wahai suamiku, pergilah engkau ke sebuah pasar, carilah pekerjaan, dan belilah sesuatu yang kita butuhkan dengan menggunakan upah yang akan engkau dapat untuk nantinya kita makan.
Sesampainya di pasar, tidak ada satupun orang yang mau meberinya pekerjaan. dalam hati sang pemuda pun berkata: semoga aku dapat bekerja karena Allah.

Tibalah sang pemuda masuk masjid untuk melakukan sholat. ia melaksanakan sholat hingga tiba waktu malam. Ia pun pulang ke rumah dengan keadaan tangan kosong tanpa membawa sesuatu apapun yang dapat dimakan.

sang istri bertanya:
"wahai suamiku, apakah engkau tidak mendapat sesuatu?"

"mafkan aku istriku, hari ini aku bekerja untuk sang raja, akan tetapi ia belum memberikan upah kepadaku. semoga di keesokan harinya, sang raja akan memberikan upah kepadaku" jawab sang pemuda dengan penuh lusuh"

Karena tidak mendapatkan sesuatu, sang pemuda dan istri serta seluruh keluarganyapun melewati malam tersebut dalam keadaan dilanda kelaparan.

Ketika pagi telah tiba, sang pemuda pun kembali untuk mendatangi sebuah pasar. akan tetapi ia tidak mendapatkan sebuah pekerjaan sama seperti di hari pertama.
Kembalilah sang pemuda menuju masjid dimana ia pernah melakukan sholat hingga malampun tiba.

karena tidak mendapatkan pekerjaan, iapun kembali dengan tangan kosong seperti di hari-hari sebelumnya.

sang istripun bertanya:
"wahai suamiku, apakah engkau tidak mendapat sesuatu?"

"mafkan aku istriku, hari ini aku bekerja untuk sang raja, akan tetapi ia belum memberikan upah kepadaku. semoga di keesokan harinya (hari jum'at), sang raja akan memberikan upah kepadaku" jawab sang pemuda dengan penuh lusuh"

Karena tidak mendapatkan sesuatu, sang pemuda dan istri serta seluruh keluarganyapun melewati malam tersebut dalam keadaan dilanda kelaparan.

Ketika waktu pagi hari jum'at tiba, iapun kembali menuju ke pasar untuk mencari sebuah pekerjaan. akan tetapi iapun tidak mendapatkan pekerjaan sama halnya pada hari pertama dan kedua.

Tibalah sang pemuda memutuskan untuk kembali ke sebuah masjid untuk melakukan sholat dua rokaat.

Setelah melakukan sholat, iapun menengadahkan kedua tangan ke atas seraya berdoa:
"Ya Rabb, Ya Tuhanku, engkau telah memuliakan kami dengan agama Islam. engkau telah memberi kami mahkota Islam. engkau telah memberikan kami hidayah dengan Islam. Dengan wasilah agama islam yang engkau hidayahkan kepada kami, dan dengan wasilah hari yang mulia ini, hamba memohon kepadaku untuk menganggkayt segala kesusahan keluarga kami. berikan rizqi kepada kami dengan sesuatu yang tidak mampu kami hitung.  hamba malu dengan keluargaku dan hamba takut keadaan akan berubah ketika mereka sudah masuk islam seperti saat ini"

Hal tersebut ia lakukan selama dua jum'at.
Mengingat keluarga pun tidak memiliki sesuatu yang di makan, mereka hidup dalam kelaparan.

Akan tetapi. sesuatu hal yang tidak mereka terduga pun terjadi.

Tiba-tiba dengan tidak mengetahui dari arah mana, seseorang mendatangi rumahnya dan mengetuk pintu. sang istripun membukakan pintu tersebut. betapa kagetnya sang istri saat membuka pintu rumah karena ia melihat seorang pemuda yang gagah membawa satu buah kantong berisikan emas. sang pemuda misterius itupun berpesan kepada istri dari pemuda yang selama ini mencari sebuah pekerjaan untuk menghidupinya;
"Ambillah sekantong emas ini, dan katakan kepada suamimu, bahwa inilah upah untuk sebuah pekerjaan yang selama 2 hari ini dilakukan. katakan juga kepadanya jika suamimu akan menambah intensitas pekerjaan tersebut, maka kami akan menambah upah tersebut juga terkhusus di hari ini, yaitu hari jum'at. karena satu pekerjaan kecil yang dilakukan di hari jum'at akan dilipat gandakan pahalanya di sisi Allah"

Sang istripun menerima sekantong emas tersebut. Dan ketika dibuka, ternyata berisikan 1000 dinar. Sang istripun mengambil 1 dinar, kemudian pergi menuju tukang sepuh emas nasrani. setelah di timbang ternyata berat 1 dinar yang ia ambil  berlipat dua kali lipat.
Melihat peristiwa itupun, sang tukang sepuh emas bertanya kepada sang istri pemuda:
"Dari mana engkau mendapatkan emas ini?"

Mendengar pertanyaan tukang sepuh itu, sang istri dari pemudapun menceritakan hal yang dialaminya bahwa ada seseorang yang ingin diberitakantang islam, kemudian ia menceritakann kepada seseorang tersebut lantas memberikan 1000 dirham kepadanya.

tukang sepuh pun berkata: gunakanlah uang tersebut. dan jika telah habis, kabarkan kepada saya.

Di sisi lain, sang suami dari istri tersebut sedang melaksanakan sholat, dan setelah melaksanakan sholat tibalah sang pemuda hendak pulang kerumah dalam keadaan tangan kosong. kemudian membuka kantong yang ia bawa dan diisi dengan tanah seraya berkata dalam hati :"seandainya istriku bertanya kantong apakah ini, aku akan menjawab bahwa isi di dalam kantong ini adalah gandum.

Ketika sang suami hendak memasuki rumah, sang pemuda meletakkan kantong tersebut di depan rumah. apalah daya, sang pemuda melihat beraneka makanan terhidangkan diatas tikar. sang pemudapun bertanya kepada istrinya tersebut. lantas sang istri menceritakan sebuah kejadian yang istimewa yang dialaminya itu, sehingga seketika itu, sang pemuda bersujud syukur kepada Allah atas apa yang didengar dari sang istri.

Kemudian, sang istripun bertanya, apa yang engkau bawa wahai suamiku dari kantong tersebut?
sang pemudapun menjawab: jangan tanya aku. (karena malu dengan isi kantong tersebut yang tidak lain adalah tanah).

Namun apalah daya, ketika sang pemuda membuka kantong yang ia bawa, ia terkejut karena isi kantong yang tidak lain adalah tanah berubah menjadi sebuah gandum nyata. iapun bersujud untuk kedua kalinya.

Akhirnya, sang pemuda memilih untuk tetap menyembah Allah sampai ajalpun tiba.

Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Angkatlah tangan kita ke atas langit seraya berdoa (dengan wasilah hari jumat) Ya Allah ampunilah kami, dan hilangkanlah kesusahan dalam diri kami.

Di mana, cerita sang pemuda tersebut telah mengunggah bahwa berdoa di hari jumat niscaya akan diberikan rizki yang sangat tidak terkira.

BERSAMBUNG.......


Posting Komentar

0 Komentar